
Jombang, jatimkita.com – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei di Kota Santri seakan dicedirai dengan adanya keluhan wali murid. Bagaimana tidak, seorang wali murid salah satu SMP Negeri di wilayah Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang mengeluhkan mahalnya biaya wisata untuk kelas akhir.
Terlebih, wali murid mengaku dipaksa untuk mengikuti kegiatan yang digelar dengan tajuk ‘Itinerary Ziarah dan Wisata’ tersebut, dengan aturan bagi yang tidak ikut tetap membayar biaya wisata sebesar Rp. 410.000,.
“Ya ikut tidak ikut tetap disuruh membayar, apalagi nilai Rp. 410.000,- bagi saya ya mahal,” ungkap salah satu wali murid kepada media ini, sembari menunjukkan data, Selasa (30/4/2024).
Data yang dihimpun, berdasarkan jadwal rute pemberangkatan, kegiatan dimulai Jumat, 26 April 2024 pukul 21.00 WIB perjalanan menuju Jepara dan mengunjungi beberapa lokasi, pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 22.30 WIB rombongan sudah perjalanan pulang dengan asumsi tiba di Jombang pada Minggu, 28 April 2024 pada pukul 02.00 WIB.
“Rutenya Jepara, Kudus, Demak dan Semarang,” tambah sumber yang enggan disebut namanya tersebut.
Wali murid ini juga mempertanyakan adanya beberapa wali murid yang terakomodir dalam paguyuban wali murid yang ikut dalam acara tour tersebut.
“Ada juga wali murid yang masuk dalam paguyuban wali murid yang ikut, kami ingin mempertanyakan bagaimana pembayarannya dan sistemnya,” ungkapnya.
Dia menyebut, pemberangkatan menggunakan 4 armada bus, 1 elf dan 1 kendaraan hiace.
“Ada yang naik elf dan naik hi aice, peguyuban wali murid menggunakan elf sekitar 18 orang dan di hiace sekitar 14 orang,” ujarnya.
Pihak wali murid menginginkan adanya transparansi yang dilakukan oleh pihak sekolah dan ingin mengetahui adanya aturan mengenai kegiatan yang seakan diwajibkan.
“Kami menginginkan transparasi, anggaran sebesar itu rinciannya untuk apa saja dan aturannya apakah memang sifatnya harus ikut kegiatan seperti ini di kelas akhir, atau kelas 9,” tandasnya.
Sementara, hingga berita ini diunggah Kepala Sekolah SMP Negeri yang mengadakan kegiatan tersebut masih dilakukan konfirmasi mengenai kebenaran kegiatan yang mengeluarkan anggaran ratusan ribu persiswa tersebut. (Redaksi)